"Jumat Bertuah", Eh?
Terselip di dalam buku lama ku, saya menemukan secarik kertas berisi hasil tulisanku yang sangat, "waa~ aku dulu nulis kek begini" sambil facepalm plus ngakak. Ternyata itu adalah tugas menulis pengalaman pribadi Bahasa Indonesia, saudara-saudara. Tulisan ini dibuat pas saya kelas X, tanggal 14 Agustus 2009 (tertera di pojok kanan kertas, lol) waa- sudah lama sekali #nostalgic ><. Dari pemilihan judul sampai cara menyampaikan ceritanya, bikin saya ngakak sendiri. Aduh, buruk banget karangankuu. *gelindingan*
Nah, dari pada kertasnya itu ngangkrak, sengaja saya tulis di sini aja hehehe.
"Jumat Bertuah
Ini adalah pengalamanku ketika aku masih duduk di bangku SMP. Waktu itu adalah hari Jumat. Seperti biasa saya berangkat sekolah bersama teman-teman saya. Tetapi kedua teman saya yang lain berangkat duluan, kemudian saya berangkat sendiri dengan seorang temanku dengan bersepeda. Ya, memang kami bersepeda bila berangkat sekolah.
Dari sini tragedi menyedihkan terjadi, kesialan demi kesialan terjadi secara berangsur.
Saya dan teman saya cepat-cepat berangkat, kebetulan pagi itu hujan turun dan enggan reda. Kami berangkat mengenakan mantel. ketika sampai di depan sebuah rumah, ban sepeda teman saya mengempes dan akhirnya dititipkan di rumah terdekat. Kemudian kami berboncengan menggunakan sepedaku. Tetapi apa yang akan terjadi selanjutnya?
Ketika sampai di tengan jalan terjadi hal yang tidak terduga. Ban sepeda saya yang semula baik-baik saja, meletus dan pecah. Kemudian sepedanya saya titipkan di rumah orang. Kami bingung bagaimana caranya kami bisa tiba di sekolah tepat waktu, sementara sekolah masih jauh dan kami bingung karena tidak ada kendaraan.
Untungnya, waktu itu ada dua orang kakak kelas yang baru berangkat, untungnya juga mereka ramah dan baik hati. Kami dibonceng mereka sampai sekolah. Tapi sepertinya keberuntungan tidak selalu berpihak pada kami. Terjadi hal yang sama pada sepeda salah seorang kakak kelas yang membonceng temanku. Rantai sepedanya patah dan tidak bisa digunakan berjalan. Kenapa terjadi di saat seperti ini? Padahal gerbang sekolah pun belum kelihatan. Akhirnya sepeda kakak itu dititipkan. Karena terjadi hal yang semacam itu aku dan temanku akhirnya jalan kaki sampai sekolah. Untungnya tidak terlalu jauh.
Benar-benar pengalaman yang menyedihkan. Kami selalu tertawa mengingatnya."Pengalaman di atas ini benar-benar kisah nyata, lho. Salah satu pengalaman yang saya bagi dengan sohibku. Tapi dari SMA dan kuliah kami beda sekolah. Aaa~ miss you my best friend ><
Oh, dan dari tulisanku ini saya dapet 80, wkwkwk.
Comments