Read Between the Lines

Bagiku t here is always a first time, for everything. Termasuk mengenal internet. Lol. Pertama kali aku mengenal internet itu ketika SMP, jaman di mana warnet masih menjamur di mana-mana. Bisa dibilang masa SMP itu aku gagap banget sama teknologi haha. Bahkan internet itu apa aku pun tak tau. Waktu itu pulang sekolah tiba-tiba temanku yang bernama Lina, mengajak aku dan beberapa temanku mampir ke warnet. Jadi, di hari sebelumnya Lina diajakin sama kakaknya pergi ke warnet juga. Sama kakaknya, Lina diajari gitu cara berinternet. Besoknya dia nawarin ke kita mau gak ke warnet, mau diajari cara internetan katanya. Baek banget, kan. *peluk Lina* Sesampainya di warnet, Lina ngajarin kami gimana cara buka Google, gimana cara masukin keyword, dan sebagainya. Aku masih inget kata Lina kalau ngetik keyword harus ada tanda petiknya (") sebagai pengganti spasi. Entah ini bener apa kagak. Lol Girang banget dah aku waktu itu. Hal-hal pertama yang aku cari di Google itu adal...

Aku ingin berubah. Maksudku, bukan ingin berubah menjadi pahlawan super yang menyelamatkan bumi dari monster, atau menjadi remaja sekolahan yang tiba-tiba mendapat kekuatan karena digigit serangga hingga bisa membasmi kejahatan yang mengancam kota. Bukan, bukan itu. *sigh* Akhir-akhir ini aku menyadari sesuatu. Sesuatu itu adalah kebiasaanku. Kebiasaanku yang pemalas dan suka menunda pekerjaan. Kenapa aku baru menyadarinya sekarang? Telat sekali. Di usiaku yang hampir seperempat abad ini, hampir semua waktuku berlalu begitu saja. Waktu luang biasanya aku gunakan untuk berleha-leha. Apalagi ketika memiliki kuota internet melimpah, duh tak terasa sejam berlalu hanya digunakan memainkan hp saja. Memiliki gadget dengan koneksi internet serta merta membuatku terlena. Sampai akhirnya aku merasa ada yang kurang dalam hidupku. Hidupku rasanya monoton sekali. Tidur - kerja - makan - bermalas-malasan - tidur lagi begitu seterusnya. Sama sekali tidak produktif. Padahal, Tuhan memberikan kita...

Sudah 15 bulan semenjak aku wisuda -alhamdulillah, tepatnya 2016 lalu. Lulus kuliah bukan berarti perjuangan selesai, justru perjuangan yang sebenarnya baru dimulai dari sini. Ya, salah satunya perjuangan mencari pekerjaan. Terbesit keinginan untuk melanjutkan pendidikan, tapi aku belum punya penghasilan. Minta ke ortu juga rasanya sudah malu kalau minta dibiayai terus. Seperti fresh graduate lainnya, aku juga semangat nyebar cv ke beberapa tempa t. Bermingu-minggu tak ada panggilan, mulai deh semangatnya kendor. Dalam proses ini aku belajar banyak banget, salah satunya jadi tahu who my real friends are. Kalau aku inget-inget agak sedih juga sih, tidak menyangka aja  kalau bisa setega itu hahaha, in real life everything could happen sih termasuk makan teman sendiri ( there I said it). Bersyukur, karena aku bisa tau siapa yang bisa aku percayai, ya alhamdulillah masih ada teman ku yang bener-bener tulus lainnya. Bulan Januari tahun 2017, akhirnya aku dapat panggilan dari SD, ...